"Shalat adalah tiangnya agama, barang siapa melaksanakannya maka ia telah membangun agamanya, dan barang siapa meninggalkannya maka ia telah meruntuhkan agamanya" begitulah kurang lebih penggalan hadits Nabi SAW tentang pentingnya Shalat.
Shalat bukan hanya sekedar ritualitas ibadah wajib, tetapi shalat harus dijadikan sebagai kebutuhan ruhiyah bagi seorang muslim yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban pertama kali dihadapan Allah SWT diakhirat kelak.
Suatu karakter tidak akan tumbuh kecuali dilakukan berulang-ulang dan berproses. oleh karenanya Rasulullah SAW menganjurkan anak usia tujuh tahun untuk mulai belajar shalat dan apabila diusia sepuluh tahun anak malas untuk shalat maka Nabi SAW menganjurkan kepada para orang tua atau walinya untuk memukulnya... hal ini dilakukan agar ketika dewasa kelak Shalat akan menjadi karakter pada diri anak sehingga sebagi mana sabda Nabi SAW " الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر" Shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar, dapat terwujud.
Begitu banyak orang melaksanakan shalat lima waktu, akan tetapi perbuatan keji dan munkar merebak dimana-mana, hal ini terjadi karena hanya menjadikan shalat sebagai ritual ibadah wajib semata, bukan karena kebutuhan, atas dasar ilmu, dan terkesan asal-asalan yang penting shalat tanpa tahu alasan yang jelas kenapa ia harus shalat dan tidak paham apa yang ia baca, oleh karenanya shalat dan tidak shalat sama saja.
Inilah fenomena saat ini yang sangat membahayakan individu maupun keseluruhan.
SDIT Al-Qudwah sangat memperhatikan penuh tentang permasalahan ini, salah satu program penanaman kebiasaan shalat adalah dengan melaksanakan shalat dzuhur berjamaah setiap hari yang diawali dengan muroja'ah al-Quran selama lima belas sampai duapuluh menit dilanjutkan dengan iqamah, shalat dzuhur berjamaah dan dzikir setelah shalat bersama-sama.
Selain shalat dzuhur berjamaah SDIT al-Qudwah juga membiasakan siswa dan siswi nya untuk melaksanakan shalat sunnah Duha pada waktu istirahat dan shalat duha berjamaah setiap hari jumat pagi, dengan harapan kebiasaan yang dilakukan secara kontinyu akan menjadi kearakter yang baik ketika anak sudah dewasa kelak.
Kebiasaan baik yang dibangun disekolah tidak akan maksimal terwujud menjadi sebuah karakter apabila tidak ada qudwah atau contoh dari orang terdekat anak seperti keluarga, ayah, ibu, ataupun saudara, oleh karena itu kami menyarankan kepada seluruh pihak orang terdekat anak untuk memberikan contoh atau qudwah yang baik bagi anak seperti shalat berjamaah kemasjid bersama anak, tilawah bersama dirumah dan lain sebagainya,
wallahu a'lam bissawab.
0 komentar:
Posting Komentar